Oleh : Khafid
Ubay Ilyas
Detik itu
Detik pukul satu
Ketika pancaroba
hadir dalam hidup
Saat keraguan datang
Kemarau membayang
Panas terik mentari
hingga ke jiwa
Tanaman hijau
letih, lemah, dan layu
Menanti rintik air
membasahi bumi
Jiwa-jiwa suci
terasa hampa
Sunyi, sepi, tanpa
kehidupan
Menahan kemarau
berkepanjangan
Harapan hujan
tertahan
Daun-daun kering
berguguran
Tanah merintih
gersang menerjang
Bumi menjerit
kesakitan
Oh Tuhan, berikan kedamaian
Setiap jejak yang terpijak
Setiap irama yang terhembus
Rasa panas telah
menemani
jiwa
Mencoba tetap bersabar
Mencoba tetap tegar
Tuk menahan kemarau
panjang
di hati
Menanti
hujan berjatuhan
Kini do’a telah terkabulkan
Kebahagiaan yang dinantikan
Musim hujan telah
datang
Terima kasih wahai Tuhan
Namun ketika hujan
datang
Kekeringan masih
menghadang
Seakan hidup
tertekan
Tak mampu lagi
untuk bertahan
Ketika lisan tak
sanggup mengatakan
Ketika hati tak
sanggup merasakan
Ketika jiwa tak
sanggup membuktikan
Rasa kedamaian yang
telah datang
Bertemanlah wahai awan
Bersahabatlah wahai
hujan
Biar terasa mekarnya kehidupan
Biar memberi warna keceriaan
Dengan harap aku
lantunkan
Dengan ikhlas aku
sajakkan
Do’a suci pada
Ilahi
Agar Engkau memberikan
kesegaran dalam hidup ini